Friday, June 29, 2012

Rumput Laut Dari Bumbu Masak, Sayuran Hingga Global Warming


Rumput laut, Seaweed merupakan jenis Algae yang sudah banyak di manfaatkan oleh masyarakat sejak zaman dulu seperti, Jepang, China, Korea. Rumput laut ini dikelompokan kepada zat warna dari rumput laut tersebut, maka kita mengenal jenis Rumput Laut Merah, Rumput Laut Coklat, (Memiliki ekonomi tinggi). Walaupun yang katanya rumput laut merah, dia malah secara fisik kelihatan berwarna hijau, jangan salah ya. Heee
Rumput laut sangat berkembang di Indonesia, terutama sekitar 10 tahun terakhir ini, dimana Indonesia merupakan salah satu negara terbesar penghasil rumput laut Dunia, bahkan mengalahkan Filipina. Kita berada di Peringkat ke Dua. Namun komoditas ini belum mampu mengangkat perekonomian yang sangat besar bagi nelayan Indonesia. Hal ini tidak terlepas dari kurang diperhatikannya Nilai Tambah (Value Added) dari rumput laut. Kita lebih senang menjual rumput laut dalam bentuk kering ke Filipina, China dan Negara lain, kemudian membeli Agar-agar, Carrageenan dan Pasta Gigi dan Produk lainnya yang menggunakan bahan baku rumput laut. Jika kita intim, dari hari paparan SEBFEX (  Seaweed International Business Forum & Exhibition)   2010, sebenarnya filipina yang dulunya mengekspor rumput laut kering, sekarang menjual derivatnya. Kalah bukan Indonesia. hhihihi


1. Rumput Laut Perubah Citra Rasa Dasar/ Seaweed and history of Taste
Sebagian besar dari rumput laut ini banyak digunakan sebagai sayuran makanan dan bahkan dijadikan sebagai bumbu masak seperti Nori, yang diteliti lebih lanjut dan diyakini merupakan salah satu rasa dasar yang baru setelah Manis, Asin, Pahit, Asam, dan UMAMI (Gurih).
Sun Drying Eucheuma cottonii/Kapphyus alvarezi Seaweed in Bali Island
Drying Seaweed for its Preservation 

Walaupun citarasa gurih ini banyak ditemukan pada makanan  laut (terutama daging), namun sebenarnya rasa ini pertama kali ditemukan dari rumput laut yang berasal dari Jepang yaitu Nori, atau lebih tepatnya KOMBU dasi. Rasa gurih sendiri berasal dari kandungan protein Glutamat dan lainnya sehingga, berkembanglah suatu bumbu masak MSG (Monosodium Glutamat) pada Ajinomoto, yang sekarang justru banyak diolah dari bakteri atau enzim yang menggunakan media hewan mamalia.

2. Rumput Laut Sumber Kertas/Seaweed as Paper

Beberapa penelitian telah dilakukan dan mengeluarkan paten terutama oleh negara Korea, dimana seaweed terbukti ambuh sebagai sumber selulosa yang dapat digunakan sebagai bahan pembuatan pulp dan kertas. Bahkan kertas yang dihasilkan dinyatakan sebagai "Very Fine Paper" Jadi tidak perlu ada lagi penebangan pohon untuk pembuatan kertas. Hebat bukan. Bahkan rumput laut itu ditanamnya gak pake pupuk,  bisa ditanam sepanjang tahun dan umum 45 hari sudah bisa di tanam. Bentar lagi mungkin baju kita dari rumput latu. Hehehe. Semoga saya berhasil menemukannya. Amin
Eucheuma cottonii, var. Grandong.  Cultivate in  Bali


Its apperance is green, but it is Red Seawed
3. Rumput Laut dan Global Warming/Seaweed and Global warming
Rumput laut diyakini sebagai salah satu alternatif pengurangan efek rumah kaca dari laut, sebagai tanaman, Algae ini membutuhkan CO2  untuk berfotosintesis dan menghasilkan O2, ya kurang lebih reduction effect rumah kacalah.
Hamparan Seaweed Seperti Petak Sawah Diladang/Imagine beach cover around with seaweed

 Sebenarnya banyak lagi manfaata dari rumput laut ini, misalnya bahan kosmetik alami, bahan makanan yang kenyal seperti agar-agar, jelly drink, jams, obat kayak fucoidan, serat makanan. Yang lebih ekstrim tim kami mencoba membuat beras imitasi dari rumput loaut. Doakan berhasil ya.

No comments:

Post a Comment